Bodohnya

Bodohnya
Bodoh memilih dia 
Sedangkan kau ada 
Setia menemani tanpa jemu
Beri seluruh jiwa kepadaku 
Beri segalanya yang ku mahu 

Namun 
Dia hadir menutupi segala baikmu 
Dia hadir mengatakan dia berhak bersamaku
Dia hadir katanya mampu mengisi segala kekosonganku 

Bodohnya 
Aku peduli kata katanya 
Hingga kau yang dihujung sana 
Ku buang tanpa rasa cinta 
Tak ku peduli apa yang kau rasa

Sedang ku terleka bersamanya
Ku lihat kau menangis tak terkata
Air mata berjurai membasahi pipimu
Ku diamkan tanpa peduli kesedihanmu 

Dan kini 
Engkau dan dia sudah tiada lagi disisi
Tinggalkan aku sendiri
Hidup di dalam mati 
Mencari siapa diriku ini 
Setelah ku hilang kedua duanya sekali
Ku serik diperlakukan begini 
Sakit pabila bermain dengan hati
Akhirnya aku sendiri lagi 
Menyepi tanpa rasa ingin dicintai

Hatiku bersuara

Tuhan 
Buangkanlah segala deritaku 
Izinkanlah aku menyecapi bahagiaku

Kerna diri ini sudah tidak kuat lagi 
Untuk mengharungi kehidupan ini 
Bila menyedari dia tiada disisi 
Menemaniku saban hari 
Hanya air mata yang jadi pengganti 

Meski ku rapuh begini 
Namun ku tetap akan berdiri 
Kerna kau sudah tiada disini 
Untuk bersama sama mengharungi
Peritnya kehidupan yang ku tempuhi 

Sekali lagi

Sekali lagi 
Dia muncul dengan harapan 
Yang tinggi setinggi gunung 

Sekali lagi 
Dia datang membawa sejuta pilu
Yang mencengkam pedih jiwaku 

Sekali lagi 
Dia buangku campak ke tepi 
Campak seperti ku tiada peduli

Namun ku gagahi 
Untuk berdiri 
Kerna diri ini 
Mampu untuk bersendiri 

Bahagia ?

Bahagia ?
Bahagia kah kau kini ?
Setelah dia kembali disisi ?
Aku pula dicampak ketepi .

Bahagia ?
Bahagia kah kau kini ?
Dengan dia yang kau ingini .
Sedangkan aku mati disini .

Bahagia ?
Setelah aku kau khianati
Setelah aku kau sakiti
Setelah aku kau campak pergi

Ya , aku tahu aku boneka .
Yang boleh dimain oleh mereka

Tapi ?
Adakah kau bahagia ?
Dengan jalan yang kau pilih ?

Kini dia sebagai pengganti
Kerna aku sudah lagi tiada disisi .

Jikalau boleh , ku ingin pergi
Jauh tanpa toleh lagi .

Tapi rasa itu tetap ada lagi
Meskipun telah ku cuba beribu kali
Untuk lenyapkan segala memori
Mengapa begitu susah sekali ?
Untuk kau pergi dari ingatanku ini ?

Meski hatiku retak
Meski jiwa ku mati

Tak mengapa . Aku dah biasa .

Kalah

Sekali lagi aku kalah
Kalah dengan segala helah
Yang kononnya aku tak bersalah

Kalah dengan diri sendiri
Tatkala diri masih lagi boleh berdiri
Untuk meniti hari demi hari
Dengan harapan tiada lagi yang kucari

Semuanya hilang sekelip mata
Bagai mimpi , ngeri kurasa

Terkaku aku disentak fantasi
Namun ku gagahi untuk berdiri
Agar diri ini kuat kembali
Untuk meniti kehidupan ini

Menatap
Ku menatap dalam mimpi
Berharap ia menjadi realiti

Jagalah
Ku tak mahu terluka lagi
Sudah serik ku disakiti
Oleh manusia yang tidak akan pernah mengerti

Biarlah ku sendiri
Meskipun bahagia itu kini
Tidak dapat ku genggami lagi

Biarlah ku sendiri
Meskipun hati sudah dibasahi
Dengan duri yang mencucuk pedih hatiku ini
Hanya senyuman yang dapat menutupi
Segala derita yang ku tanggung kini 

Rajuk

Rajuk ,
Sebenar hanya ingin dipujuk
Kerna hati ini terlampau rajuk
Bukanlah niat untuk menunjuk .

Rajuk ,
Dia merajuk dengan harapan supaya dipujuk
Dengan kecewa diselimut tubuhnya yang sejuk
Menangis sendiri kerana merajuk

Dia tertunggu
Sampai terlelap matanya
Dan dia masih menunggu
Bersama air yang mengalir di tubir mata

Dia terus menanti
Supaya rajuknya hilang lagi
Harap kan sang mentari untuk jelma kembali
Tapi akhirnya dia yang memujuk dirinya sendiri

Terkaku dia disentak fantasi
Terlena dari dibuai mimpi
Matanya terbuka mencari realiti
Bahawa kau sudah tiada disisi

Cari dan terus mencari
Hilangnya kau jauh kemari
Hilangnya kau saban hari
Pergi kemana engkau yang ku cari ?

Habis rajuknya tidak dipujuk
Kau pula pergi jauh sekali
Mengharapkan kau untuk kembali
Kembali pada dirinya ini
Agar kita dapat bersatu disini
Memutik semula semuanya yang dikesali

Ku mohon kau kembali
Dengan kenangan yang dibekali
Semoga cukup untuk kau nanti
Ku kan menanti tuk kau datang kembali .

Dan tunggu untuk kembali
Sehingga puas aku menanti
Akhirnya ku pujuk diri sendiri
Dengan tabah ku gagahi
Lekas bangun dari fantasi
Dan terus berdepan dengan realiti
Bahawa kau takkan pernah berada disisi .

Sunyi

Terasa sunyi bila kau hilang disisi
Yang dulunya selalu menerangi hati
Untuk hilangkan segala resah di hati
Dan pengubat segala pilu yang menemani

Sunyi ,
Bila hati tidak lagi berbunyi .

Sunyi ,
Bila hati tidak lagi menyanyi .

Terbang tunduk

Sesekali kau terbang tinggi ke angkasa
Mohonlah jenguk kami dibawah yang tersiksa

Sesekali kau buka lebar sayapmu tanpa rasa jemu
Lihatlah kami yang menderita diatas kesenanganmu

Sesekali kau berkicauan di atas gembira
Kami dibawah menangis tak terkira

Sekali kau terbang megah di awan sana
Tunduklah kebawah tanpa rasa hina

Kerna kita semua sama
Menjalani hidup yang adanya karma
Meskipun hidup dalam irama
Akhirnya kembali kepada agama

Kenapa kau megah ?
Kerna kau dapat berdiri dengan gagah ?

Bila harta , pangkat hilang sekelip mata
Baru kau diam tanpa berkata -kata

Itulah manusia .

Tersakiti

Kini aku keseorangan ,
Disakiti dan tersakiti ,
Dalam dunia yang penuh pancaroba ini ,
Menantikan sang mentari untuk jelma kembali ,
Agar aku tidak terus disakiti .

Adakah aku yang dungu ?
Masih menantikan sang mentari ,
Sedangkan ku tahu itu tidak pasti ,
Terus disakiti tanpa dipeduli .

Ataupun kau yang dungu ?
Masih menanti kepada dia yang kau tak pasti
Sedangkan aku disini
Hanya meratap dalam mimpi
Terkapai kapai mencari realiti
Bahawa kau takkan berada disisi .

Ku berikan jiwaku
Untukmu
Ku berikan ragaku
Kepadamu

Namun aku dungu
Percayakan kau yang buta hati
Buta masih mencari dia sisi
Padahal aku yang setia menanti
Ku menanti dan terus menanti
Agar kau datang kembali
Namun semua musnah kerna kau telah pergi
Pergi jauh dari hidupku ini .

Ku redha kalau itu terjadi
Kerna masakan sang langit rindukan bumi
Ku tahu itu sama sekali
Biarlah ku pergi membawa diri
Membawa diri jauh kemari
Biarlah ku pergi seorang diri
Kerna itu yang kau ingini .

Perpisahan

Angin bawalah aku pergi
Pergi dari kesakitan ini
Tak mampu ku menahan peritnya perpisahan
Tuhan hapuskan semua kenangan
Kenangan lama yang mencemburi minda
Membunuh diri sekejam tanpa bela

Tak ku menduga kau berlalu pergi
Tinggalkan semua mimpi dan janji
Terluka aku menangis sendiri
Tersedar kau hilang di hati

Jangan diucap sesal mu berkali
Tiada erti hidup ini
Tanpa engkau disisi
Ku terima suratan takdir
Biarkan aku sendiri hidup dalam mati

Sabar

Sabarlah selagi kau boleh sabar ,
Sabarlah mestipun kau tercabar,

Meskipun kau dihina ,
Meskipun kau dicerca ,
Meskipun kau merana ,
Meskipun kau tersiksa .

Sabarlah dan terus bersabar .

Cubalah untuk berdiri semula ,
Cubalah untuk bahagia semula ,
Meskipun hati kau mati merana ,
Meskipun jiwa kau lemah tak bermaya .

Sabar separuh dari iman agama ,
Sabar membawa sejuta makna ,
Sabar memberi beribu baiknya,
Sabar menjadikan kau sempurna .

Pergi

Pergi ,
Kau pergi takkan kembali
Kau pergi sini menanti
Kau pergi bersama memori
Agar tersemat didalam hati .

Pergi ,
Kau pergi setelah hadir kembali
Hadir membawa sejuta mimpi
Agar dikenang hingga abadi .

Pergi ,
Kau pergi lama menanti
Menanti dia yang tidak pasti
Hadirnya dia sebagai pengganti
Untuk mengubat luka di hati .

Pergi ,
Kau pergi membawa misteri
Membunuh hati yang nurani
Hancur berkecai membunuh diri
Akhirnya tersiksa di sepanjang hari

Pergi ,
Kau pergi itu yang pasti
Dengan dia yang kau cintai
Bahagiakah engkau kini
Setelah membunuh hati ku ini

Pergi ,
Ku mohon kau pergi
Pergi dari hidupku ini
Agar aku dapat sendiri
Meniti hari yang penuh duri

Pergi ,
Ku mohon kau jangan kembali
Pergilah kau dengan yang kau cintai
Biarlah aku mati disini
Mati bersama dipeluk mimpi