Di akhir

Dalam meniti onak yang penuh duri
Kau selami dengan hati yang nurani
Katanya engkau yang aku cari
Sekian lama aku menanti

Di akhir perpisahan ini
Air mata sebagai pengganti
Bahagia yang dulu kita kecapi
Hanya untuk sementara cuma

Aku redha jika itu
Yang perlu aku hadapi
Meski terkesan luka di hati
Namunku tetap gagahi
Meneruskan lagi hidupku ini

Cubalah engkau kenangkan
Segala memori yang kita cipta
Sematkan ia di dalam dada
Agar bersemi selamanya

Aku pergi

Aku pergi jauh sendiri
Membawa hati yang luka ini
Mencari realiti
Bahawa kau sudah tiada disisi
Yang dulunya pernah
Menghadirkan sejuta rasa
Yang dapat ku semat dalam dada
Hanya kau selamanya

Meskipun jauh kita berada
Namun hati ku masih cinta
Tanpa rasa
Segelumat benci di dada

Tanpa kau terasa sunyi
Tak mampu lagi aku berdiri
Kerna kau sudah biasa menemani
Segenap hidupku yang indah ini

Tapi kini
Kenangan hanya tinggal kenangan
Kau yang dulu
Tidak akan pernah kembali

Semua ini berlalu
Pantas hingga membuatkan
Aku mati tersentak realiti
Kerna terbuai dengan fantasi
Kononnya kita bersatu kembali
Meski banyak halangan yang perlu ditempuhi

Cuba ..

Cuba .. kau fikirkan
Perasaan aku tatkala ini
Dikala ingin mengecapi bahagia
Dikala ingin merasai ertinya
Datangnya derita yang tak ku duga

Cuba .. kau fikirkan
Apa yang aku sedang rasai
Tatkala ini tanpa engkau disisi
Mengharungi semuanya seorang diri
Sakit .. namun ku tetap gagahi
Untuk teruskan sisa hidupku ini

Cuba .. kau fikirkan
Seksa yang ku hadapi tanpa dirimu
Hancur luluh segenap hatiku
Bagai direntap duri sembilu

Namun
Aku akan selalu menunggu
Kepulanganmu biarpun
Hingga ke nafas terakhir


Kau hadir

Kau hadir menemani
Dikala malam tiada cahaya
Kau hadir memberi
Seribu makna
Hingga aku tidak lagi terdaya
Melupakan segala tentang kita
Hanya bibir mampu mengungkap
Segala sebak didalam dada

Kau hadir memberi
Sejuta rasa yang aku ingini
Sudah sekian lama hari
Kini baru aku temui
Rasa sempurna hidupku ini

Perpaduan

Kau , Aku dan Kita
Berlainan bangsa dan juga agama
Namun kita teguh bersama
Mengharungi segala onak bencana

Yang dulunya bermusuh semua
Kini kita erat bersama
Menjaga negara yang kita punya
Dari dijajah oleh sang durjana

Kau , Aku dan Kita
Meskipun kita berlainan cara
Namun kita semuanya manusia
Tetap sama dimata sang pencipta

Kau , Aku dan Kita
Menjadi simbolik kekuatan negara
Untuk wawasan yang dipinta
Agar kita teguh sentiasa

Meskipun berlainan tona kulitnya
Namun kita ,seperti sebuah persahabatan yg tidak terungkap
Dengan perkataan , senyuman malahan dengan lambaian

Harga sebuah perpaduan yang kita corakkan
Terlalu bernilai hinggakan darah tidak mampu bisa membelinya

Kita megah kerna adanya semua bangsa
Bersatu padu ke arah kemajuan
Berdepang dada membawa sejuta harapan
Agar perpaduan terus berkekalan
Hingga ke hembusan akhir usia dunia

Kau , Aku dan Kita
Marilah kita semua bersama
Supaya kita tidak mudah diperdaya
Dengan tipu helah menjajah semua
Yang hanya pentingkan dunia

Bangunlah kita jangan leka
Dengan kemodenan yg diberi mereka
Kerna pasti ada kesannya
Kepada kita dan juga negara

Bangunlah kita bersama sama
Memimpin erat tak kira bangsa
Kerna itu kunci utama
Yang tak akan dapat dirobek mereka


Rindu

Rindu
Selalu datang bertamu
Mencengkam pedih hatiku
Bagai dihiris duri sembilu

Rindu
Menatap wajahmu
Yang menjadi igauan
Dalam setiap mimpiku

Rindu
Jenakamu
Yang dulunya
Hanya untukku

Rindu
Semua tentangmu

Pahatkan
Kenangan kita
Agar tersemat selama lamanya

Hatiku bersuara

Hatiku bersuara
Kini lebih bermaya
Kerna tidak lagi berdaya
Menahan segala yang dirasa

Hatiku bersuara
Kerna ku telah terluka
Oleh panah asmara
Yang membuat aku tersiksa

Hatiku bersuara
Kerna apa yang dirasa
Tak dapat menanggung segala sebak didada
Hatiku pedih tidak bermaya

Hatiku bersuara lagi
Apa salahku diperbuat begini ?
Ku terluka saban hari
Untuk menanti sang pujaan hati
Yang tlah tinggalkan diriku ini
Tergapai gapai mencari realiti
Kononnya kau masih ada disisi

Ku akan pergi
Pergi dari derita ini
Kerna aku tak sanggup lagi
Untuk teruskan semua ini

Ku terdiam dan terpaku
Bila kau tiada lagi disisiku
Mengenangkan kisah lalu
Menambah luka dihatiku

Bodohnya

Bodohnya
Bodoh memilih dia 
Sedangkan kau ada 
Setia menemani tanpa jemu
Beri seluruh jiwa kepadaku 
Beri segalanya yang ku mahu 

Namun 
Dia hadir menutupi segala baikmu 
Dia hadir mengatakan dia berhak bersamaku
Dia hadir katanya mampu mengisi segala kekosonganku 

Bodohnya 
Aku peduli kata katanya 
Hingga kau yang dihujung sana 
Ku buang tanpa rasa cinta 
Tak ku peduli apa yang kau rasa

Sedang ku terleka bersamanya
Ku lihat kau menangis tak terkata
Air mata berjurai membasahi pipimu
Ku diamkan tanpa peduli kesedihanmu 

Dan kini 
Engkau dan dia sudah tiada lagi disisi
Tinggalkan aku sendiri
Hidup di dalam mati 
Mencari siapa diriku ini 
Setelah ku hilang kedua duanya sekali
Ku serik diperlakukan begini 
Sakit pabila bermain dengan hati
Akhirnya aku sendiri lagi 
Menyepi tanpa rasa ingin dicintai

Hatiku bersuara

Tuhan 
Buangkanlah segala deritaku 
Izinkanlah aku menyecapi bahagiaku

Kerna diri ini sudah tidak kuat lagi 
Untuk mengharungi kehidupan ini 
Bila menyedari dia tiada disisi 
Menemaniku saban hari 
Hanya air mata yang jadi pengganti 

Meski ku rapuh begini 
Namun ku tetap akan berdiri 
Kerna kau sudah tiada disini 
Untuk bersama sama mengharungi
Peritnya kehidupan yang ku tempuhi 

Sekali lagi

Sekali lagi 
Dia muncul dengan harapan 
Yang tinggi setinggi gunung 

Sekali lagi 
Dia datang membawa sejuta pilu
Yang mencengkam pedih jiwaku 

Sekali lagi 
Dia buangku campak ke tepi 
Campak seperti ku tiada peduli

Namun ku gagahi 
Untuk berdiri 
Kerna diri ini 
Mampu untuk bersendiri 

Bahagia ?

Bahagia ?
Bahagia kah kau kini ?
Setelah dia kembali disisi ?
Aku pula dicampak ketepi .

Bahagia ?
Bahagia kah kau kini ?
Dengan dia yang kau ingini .
Sedangkan aku mati disini .

Bahagia ?
Setelah aku kau khianati
Setelah aku kau sakiti
Setelah aku kau campak pergi

Ya , aku tahu aku boneka .
Yang boleh dimain oleh mereka

Tapi ?
Adakah kau bahagia ?
Dengan jalan yang kau pilih ?

Kini dia sebagai pengganti
Kerna aku sudah lagi tiada disisi .

Jikalau boleh , ku ingin pergi
Jauh tanpa toleh lagi .

Tapi rasa itu tetap ada lagi
Meskipun telah ku cuba beribu kali
Untuk lenyapkan segala memori
Mengapa begitu susah sekali ?
Untuk kau pergi dari ingatanku ini ?

Meski hatiku retak
Meski jiwa ku mati

Tak mengapa . Aku dah biasa .

Kalah

Sekali lagi aku kalah
Kalah dengan segala helah
Yang kononnya aku tak bersalah

Kalah dengan diri sendiri
Tatkala diri masih lagi boleh berdiri
Untuk meniti hari demi hari
Dengan harapan tiada lagi yang kucari

Semuanya hilang sekelip mata
Bagai mimpi , ngeri kurasa

Terkaku aku disentak fantasi
Namun ku gagahi untuk berdiri
Agar diri ini kuat kembali
Untuk meniti kehidupan ini

Menatap
Ku menatap dalam mimpi
Berharap ia menjadi realiti

Jagalah
Ku tak mahu terluka lagi
Sudah serik ku disakiti
Oleh manusia yang tidak akan pernah mengerti

Biarlah ku sendiri
Meskipun bahagia itu kini
Tidak dapat ku genggami lagi

Biarlah ku sendiri
Meskipun hati sudah dibasahi
Dengan duri yang mencucuk pedih hatiku ini
Hanya senyuman yang dapat menutupi
Segala derita yang ku tanggung kini 

Rajuk

Rajuk ,
Sebenar hanya ingin dipujuk
Kerna hati ini terlampau rajuk
Bukanlah niat untuk menunjuk .

Rajuk ,
Dia merajuk dengan harapan supaya dipujuk
Dengan kecewa diselimut tubuhnya yang sejuk
Menangis sendiri kerana merajuk

Dia tertunggu
Sampai terlelap matanya
Dan dia masih menunggu
Bersama air yang mengalir di tubir mata

Dia terus menanti
Supaya rajuknya hilang lagi
Harap kan sang mentari untuk jelma kembali
Tapi akhirnya dia yang memujuk dirinya sendiri

Terkaku dia disentak fantasi
Terlena dari dibuai mimpi
Matanya terbuka mencari realiti
Bahawa kau sudah tiada disisi

Cari dan terus mencari
Hilangnya kau jauh kemari
Hilangnya kau saban hari
Pergi kemana engkau yang ku cari ?

Habis rajuknya tidak dipujuk
Kau pula pergi jauh sekali
Mengharapkan kau untuk kembali
Kembali pada dirinya ini
Agar kita dapat bersatu disini
Memutik semula semuanya yang dikesali

Ku mohon kau kembali
Dengan kenangan yang dibekali
Semoga cukup untuk kau nanti
Ku kan menanti tuk kau datang kembali .

Dan tunggu untuk kembali
Sehingga puas aku menanti
Akhirnya ku pujuk diri sendiri
Dengan tabah ku gagahi
Lekas bangun dari fantasi
Dan terus berdepan dengan realiti
Bahawa kau takkan pernah berada disisi .

Sunyi

Terasa sunyi bila kau hilang disisi
Yang dulunya selalu menerangi hati
Untuk hilangkan segala resah di hati
Dan pengubat segala pilu yang menemani

Sunyi ,
Bila hati tidak lagi berbunyi .

Sunyi ,
Bila hati tidak lagi menyanyi .

Terbang tunduk

Sesekali kau terbang tinggi ke angkasa
Mohonlah jenguk kami dibawah yang tersiksa

Sesekali kau buka lebar sayapmu tanpa rasa jemu
Lihatlah kami yang menderita diatas kesenanganmu

Sesekali kau berkicauan di atas gembira
Kami dibawah menangis tak terkira

Sekali kau terbang megah di awan sana
Tunduklah kebawah tanpa rasa hina

Kerna kita semua sama
Menjalani hidup yang adanya karma
Meskipun hidup dalam irama
Akhirnya kembali kepada agama

Kenapa kau megah ?
Kerna kau dapat berdiri dengan gagah ?

Bila harta , pangkat hilang sekelip mata
Baru kau diam tanpa berkata -kata

Itulah manusia .

Tersakiti

Kini aku keseorangan ,
Disakiti dan tersakiti ,
Dalam dunia yang penuh pancaroba ini ,
Menantikan sang mentari untuk jelma kembali ,
Agar aku tidak terus disakiti .

Adakah aku yang dungu ?
Masih menantikan sang mentari ,
Sedangkan ku tahu itu tidak pasti ,
Terus disakiti tanpa dipeduli .

Ataupun kau yang dungu ?
Masih menanti kepada dia yang kau tak pasti
Sedangkan aku disini
Hanya meratap dalam mimpi
Terkapai kapai mencari realiti
Bahawa kau takkan berada disisi .

Ku berikan jiwaku
Untukmu
Ku berikan ragaku
Kepadamu

Namun aku dungu
Percayakan kau yang buta hati
Buta masih mencari dia sisi
Padahal aku yang setia menanti
Ku menanti dan terus menanti
Agar kau datang kembali
Namun semua musnah kerna kau telah pergi
Pergi jauh dari hidupku ini .

Ku redha kalau itu terjadi
Kerna masakan sang langit rindukan bumi
Ku tahu itu sama sekali
Biarlah ku pergi membawa diri
Membawa diri jauh kemari
Biarlah ku pergi seorang diri
Kerna itu yang kau ingini .

Perpisahan

Angin bawalah aku pergi
Pergi dari kesakitan ini
Tak mampu ku menahan peritnya perpisahan
Tuhan hapuskan semua kenangan
Kenangan lama yang mencemburi minda
Membunuh diri sekejam tanpa bela

Tak ku menduga kau berlalu pergi
Tinggalkan semua mimpi dan janji
Terluka aku menangis sendiri
Tersedar kau hilang di hati

Jangan diucap sesal mu berkali
Tiada erti hidup ini
Tanpa engkau disisi
Ku terima suratan takdir
Biarkan aku sendiri hidup dalam mati

Sabar

Sabarlah selagi kau boleh sabar ,
Sabarlah mestipun kau tercabar,

Meskipun kau dihina ,
Meskipun kau dicerca ,
Meskipun kau merana ,
Meskipun kau tersiksa .

Sabarlah dan terus bersabar .

Cubalah untuk berdiri semula ,
Cubalah untuk bahagia semula ,
Meskipun hati kau mati merana ,
Meskipun jiwa kau lemah tak bermaya .

Sabar separuh dari iman agama ,
Sabar membawa sejuta makna ,
Sabar memberi beribu baiknya,
Sabar menjadikan kau sempurna .

Pergi

Pergi ,
Kau pergi takkan kembali
Kau pergi sini menanti
Kau pergi bersama memori
Agar tersemat didalam hati .

Pergi ,
Kau pergi setelah hadir kembali
Hadir membawa sejuta mimpi
Agar dikenang hingga abadi .

Pergi ,
Kau pergi lama menanti
Menanti dia yang tidak pasti
Hadirnya dia sebagai pengganti
Untuk mengubat luka di hati .

Pergi ,
Kau pergi membawa misteri
Membunuh hati yang nurani
Hancur berkecai membunuh diri
Akhirnya tersiksa di sepanjang hari

Pergi ,
Kau pergi itu yang pasti
Dengan dia yang kau cintai
Bahagiakah engkau kini
Setelah membunuh hati ku ini

Pergi ,
Ku mohon kau pergi
Pergi dari hidupku ini
Agar aku dapat sendiri
Meniti hari yang penuh duri

Pergi ,
Ku mohon kau jangan kembali
Pergilah kau dengan yang kau cintai
Biarlah aku mati disini
Mati bersama dipeluk mimpi